Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2014

Fariduddin Attar

Fariduddin Attar - Penyair Sufi dari Persia Bait demi bait puisi sufistik yang dirangkainya begitu melegenda. Sosok dan karya sastra yang ditorehkannya telah menjadi inspirasi bagi para pujangga di tanah Persia, salah satunya penyair termashur sekelas Jalaluddin Rumi. Penyair sufi legendaris yang masih berpengaruh hingga abad ke-21 itu dikenal dengan nama pena Fariduddin Attar, si penyebar wangi yang dalam bahasa Persia disebut Attar. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid bin Abu Bakr Ibrahim. Jejak hidupnya tak terlalu banyak terungkap. Syahdan, Attar terlahir di Nishapur, sebelah barat laut Persia. Ia dijuluki dengan nama Attar lantaran profesinya sebagai seorang ahli farmasi. Attar adalah seorang anak ahli farmasi di kota Nishapur yang terbilang cukup kaya. Attar muda menimba ilmu kedokteran, bahasa Arab dan teosofi di sebuah madrasah (perguruan tinggi) yang terletak di sekitar tempat suci Imam Reza di Mashhad. Menurut catatan yang tertera pada buku yang ditulisnya Mo...

Bhagavad Gita Bab VI Jalan Meditasi

 BAB VI JALAN MEDITASI Bersabdalah Yang Maha Pengasih: 1. Seseorang yang mengerjakan kewajiban yang harus dilakukannya, tetapi tanpa menuntut keuntungan, tanpa pamrih, maka orang itu adalah seorang sanyasi dan seorang yogi; bukan ia yang tak mau menyalakan api pengorbanan dan tak mau melakukan upacara apapun. Sang Kreshna mengulang lagi sebuah fakta kebenaran bahwa seorang sanyasi yang sejati adalah seorang yogi sekaligus karena telah mempersembahkan (mengorbankan) semua pekerjaan dan hasil-hasil dari pekerjaannya kepada Yang Maha Esa. Sanyasa sendiri juga berarti tidak terikat atau tidak berkeinginan. Seseorang yang hidupnya selalu berkeinginan tanpa habis-habisnya dan selalu terikat pada obyek-obyek duniawi dianggap tidak pernah berkorban untuk Yang Maha Esa (tidak menyalakan api pengorbanan) atau berbuat suatu apapun demi Yang Maha Esa. 2. Sebenarnya, Sanyasa yang sejati (penyerahan total) itu adalah Yoga, oh Arjuna! Dan seseorang bukanlah yogi yang sejati kalau belum meng...

Biografi Abu Nawas

Biografi Abu Nawas Abu Nawas Abu Nawas bernama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Dia dilahirkan pada 145 H (747 M ) di kota Ahvaz di negeri Persia (Iran sekarang), dengan darah dari ayah Arab dan ibu Persia mengalir di tubuhnya. Ayahnya bernama Hani al-Hakam. Beliau lelaki keturunan Arab yang merupakan anggota legiun militer Marwan II. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah menjadi yatim. Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu pengetahuan. Masa mudanya penuh perilaku kontroversial yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Meski begitu, sajak-sajaknya juga sarat dengan nilai sprirtual, di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan. Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia juga belajar Al-Quran kepada Ya’qub al-Hadrami. Sementara dala...

PEMANGGIL ROH

PEMANGGIL ROH Shang nyang cipto gumono, rawuhno sejatining........ (sebut nama yang di panggil ) kang aperojo hing songgobuono,  rawuh rawuh rawuh mijil ono ing pangarsaningsun. matra ini di pergunakan untuk memanggil para leluhur atau roh yang bersemayam di alam berbeda sehingga mampu memanggil dan berkomonikasi dengan roh yang sengaja di panggil oleh empunya mantra ini. Tata Laku: mantra dibaca 111x pada tengah malam dengan memandang lilin, setelah selesai baca mantra, lilin dimatikan dan berkonsentrasi dengan mengucap : Allah Ya Maujud, Allah Ya Maujud, hingga kita merasakan dibukakan indra bathin kita/ datangnya roh yang kita panggil. sebelumnya mandi keramas dengan air kembang liman, dan minyak jafaron 3 tetes . gunanya untuk membersihkan jiwa dan batin agar bersih. kemudian mulai berpuasa.

Pagar Rumah

Mantra Pagar Rumah Sipat Allah ananning Muhammad, sipat Rasul ananing Manungsa,  luput sing diarah, kena kang ngarah, banyu erang kulhu sungsang,  tekenku Malaekat, pinayungan para Widadari, Nabiku jeng Mohammad Rasullullah alaihi wassalam. Mantra dibaca saat mau meninggalkan rumah/bepergian, khususnya di malam hari.

Tedhak Siten

Ritual Turun Tanah Tedhak artinya turun atau menapakkan kaki, Siten dari kata siti artinya tanah atau bumi. Jadi tedhak siten berarti menapakkan kaki kebumi.Ritual tedhak siten menggambarkan persiapan seorang anak untuk menjalani kehidupan yang benar dan sukses dimasa mendatang, dengan berkah Gusti , Tuhan dan bimbingan orang tua dan para guru dari sejak masa kanak-kanak. Upacara tedhak siten juga punya makna kedekatan anak manusia kepada Ibu Pertiwi, tanah airnya. Dengan menjalani kehidupan yang baik dan benar dibumi ini dan sekaligus tetap merawat dan menyayangi bumi, maka kehidupan didunia terasa nyaman dan menyenangkan. Ini untuk mengingatkan bahwa bumi atau tanah telah memberikan banyak hal untuk menunjang kehidupan manusia. Tanpa ada bumi,  sulit dibayangkan bagaimana eksistensi kehidupan manusia , sang suksma yang berbadan halus dan kasar. Manusia wajib bersyukur kepada Gusti , Tuhan , diberikan kehidupan yang memadai dibumi yang alamnya sangat kondusif...

Mantra Penganoman

Mantra Penganoman Bismillahhirrohman hirrohhim Dasa kumara kumaraning langit ngampinga dadaku sisih ngarep Dasa kumara kumaraning bumi ngampinga dadaku sisih mburi Dasa kumara kumaraning jagad ngampinga jiwa ragaku sing siji ngreksa ati sing loro ngreksa polo sing telu ngreksa suku sing papat ngreksa mripat sing lima ngreksa nyawa, ya nyawaku nyawaku isih meges-meges kadya ngenteni luasing pring bosoking beling. Keterangan: Mantra ini untuk awet muda, supaya kita kelihatan selalu muda dan berwibawa. Dibaca pada waktu pagi hari sekitar jam 09.00 pagi sambil menghadap ke atas dan memandang langit atau matahari.

Mantra Siji Bumi

Mantra Siji Bumi Assalamualaikumsallam, Siji bumi telu wiji Awang -uwung durung dadi aku wis dadi kawulane Allah Mbok emban gendongen jiwa ragaku Mblabar ngerogi wong sak buwana kabeh Ya hu ya Allah 3x Keterangan: Mantra ini digunakan untuk memberikan kepercayaan diri pada diri kita. Sewaktu kita bepergian sendiri dan ada rasa takut di pikiran kita, bisa dibaca mantra ini, Insya Allah, rasa takut itu akan sirna.

Menghitung Selamatan Orang Meninggal

Salah satu budaya Jawa adalah selamatan orang meninggal. Setelah salah satu keluarganya meninggal, maka mereka akan mengadakan selamatan yang intinya adalah mendoakan orang yang sudah meninggal tersebut. Selamatan diadakan 1-7 hari, 40 hari, 100 hari, Mendhak 1, Mendhak 2 dan 1000 hari. Bagaimana menentukan hari dan tanggal selamatan? Orang Jawa mempunyai rumus tersendiri dalam menghitung selamatan. Salah satunya dengan memanfaatkan Hari dan pasaran. Hari adalah Senin,Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at , Sabtu dan Minggu. Sedangkan pasaran adalah Pon, wage, Kliwon, Manis (Legi) dan Pahing. Mereka mengkombinasikan hari dan pasaran tersebut sehingga menemukan kapan hari selamatan tersebut.   Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat berupa kekuatan dan akal sehingga penulis bisa menuangkan gagasan di sini. Semoga software ini bermanfaat bagi Anda yang ingin menghitung Selamatan bagi kerabat Anda yang meninggal. Cara Menggunakan software ini anda cukup m...