Skip to main content

Posts

Tedhak Siten

Ritual Turun Tanah Tedhak artinya turun atau menapakkan kaki, Siten dari kata siti artinya tanah atau bumi. Jadi tedhak siten berarti menapakkan kaki kebumi.Ritual tedhak siten menggambarkan persiapan seorang anak untuk menjalani kehidupan yang benar dan sukses dimasa mendatang, dengan berkah Gusti , Tuhan dan bimbingan orang tua dan para guru dari sejak masa kanak-kanak. Upacara tedhak siten juga punya makna kedekatan anak manusia kepada Ibu Pertiwi, tanah airnya. Dengan menjalani kehidupan yang baik dan benar dibumi ini dan sekaligus tetap merawat dan menyayangi bumi, maka kehidupan didunia terasa nyaman dan menyenangkan. Ini untuk mengingatkan bahwa bumi atau tanah telah memberikan banyak hal untuk menunjang kehidupan manusia. Tanpa ada bumi,  sulit dibayangkan bagaimana eksistensi kehidupan manusia , sang suksma yang berbadan halus dan kasar. Manusia wajib bersyukur kepada Gusti , Tuhan , diberikan kehidupan yang memadai dibumi yang alamnya sangat kondusif...

Mantra Penganoman

Mantra Penganoman Bismillahhirrohman hirrohhim Dasa kumara kumaraning langit ngampinga dadaku sisih ngarep Dasa kumara kumaraning bumi ngampinga dadaku sisih mburi Dasa kumara kumaraning jagad ngampinga jiwa ragaku sing siji ngreksa ati sing loro ngreksa polo sing telu ngreksa suku sing papat ngreksa mripat sing lima ngreksa nyawa, ya nyawaku nyawaku isih meges-meges kadya ngenteni luasing pring bosoking beling. Keterangan: Mantra ini untuk awet muda, supaya kita kelihatan selalu muda dan berwibawa. Dibaca pada waktu pagi hari sekitar jam 09.00 pagi sambil menghadap ke atas dan memandang langit atau matahari.

Mantra Siji Bumi

Mantra Siji Bumi Assalamualaikumsallam, Siji bumi telu wiji Awang -uwung durung dadi aku wis dadi kawulane Allah Mbok emban gendongen jiwa ragaku Mblabar ngerogi wong sak buwana kabeh Ya hu ya Allah 3x Keterangan: Mantra ini digunakan untuk memberikan kepercayaan diri pada diri kita. Sewaktu kita bepergian sendiri dan ada rasa takut di pikiran kita, bisa dibaca mantra ini, Insya Allah, rasa takut itu akan sirna.

Menghitung Selamatan Orang Meninggal

Salah satu budaya Jawa adalah selamatan orang meninggal. Setelah salah satu keluarganya meninggal, maka mereka akan mengadakan selamatan yang intinya adalah mendoakan orang yang sudah meninggal tersebut. Selamatan diadakan 1-7 hari, 40 hari, 100 hari, Mendhak 1, Mendhak 2 dan 1000 hari. Bagaimana menentukan hari dan tanggal selamatan? Orang Jawa mempunyai rumus tersendiri dalam menghitung selamatan. Salah satunya dengan memanfaatkan Hari dan pasaran. Hari adalah Senin,Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at , Sabtu dan Minggu. Sedangkan pasaran adalah Pon, wage, Kliwon, Manis (Legi) dan Pahing. Mereka mengkombinasikan hari dan pasaran tersebut sehingga menemukan kapan hari selamatan tersebut.   Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat berupa kekuatan dan akal sehingga penulis bisa menuangkan gagasan di sini. Semoga software ini bermanfaat bagi Anda yang ingin menghitung Selamatan bagi kerabat Anda yang meninggal. Cara Menggunakan software ini anda cukup m...

Bhagawad Gita (IV)

 Doktrin Ajaran Rahasia Berkatalah Yang Maha Pengasih: 1. Ilmu pengetahuan yang tak dapat habis ini Kusabdakan pada Vivasvan; Vivasvan menyabdakannya kepada Manu; dan Manu menyabdakannya kepada Ikshvaku. 2. Begitulah pada masa yang silam para guru (resi) agung mengenal ilmu pengetahuan ini, dari satu ke yang lainnya, tetapi dalam kurun waktu yang lama kemudian, ilmu pengetahuan ini hilang (dilupakan) dari dunia, oh Arjuna. Sri Kreshna menyatakan di sini, bahwa Beliaulah Adiguru yang Pertama yang mengajarkan ilmu pengetahuan sejati ini kepada mereka-mereka yang pantas menerimanya di masa-masa yang lampau. Yang pantas menerima disebut adhikari, dan adhikari yang pertama adalah Vivasvan (Batara Surya), Dewa Cahaya. Dari Vivasvan ajaran ini turun ke Manu (manusia yang pertama) yang dianggap menjadi cikal-bakal bangsa Aryan. Manu kemudian menurunkan ajaran ini kepada Ikshvaku, seorang raja Hindu di India pada masa yang amat silam. Ajaran sejati ini amat kuno sifa...

Bhagawad Gita (III)

 Jalan Ibadah/Tindakan Berkatalah Arjuna : 1. Sekiranya Engkau berpikir, oh Kreshna bahwa kesadaran (atau pengetahuan) itu lebih baik daripada suatu tindakan (aksi), lalu mengapa pula Dikau menyarankan aku untuk berperang? Di sini terlihat bahwa Arjuna telah salah menafsirkan ajaran Sang Kreshna, pertanyaan Arjuna ini mungkin tidak berbeda dengan pikiran yang ada di benak kita sendiri karena setelah membaca dua bab permulaan ini biasanya timbul pikiran mengapa ajaran Sang Kreshna ini nampak berkontradiksi. Arjuna berpikir bahwa kesadaran yang dicapai seseorang akan Sang Brahman adalah lebih baik daripada suatu tindakan yang bersifat destruktif seperti peperangan. Arjuna lupa dan tidak sadar akan pesan-pesan Sang Kreshna akan dharma-bhakti setiap orang kepadaNya dan masyarakat pada umumnya. 2. Dengan kata-kata yang saling bertentangan ini, Dikau mengacaukan pengertianku. Beritahukanlah kepadaku akan suatu jalan yang jelas, dengan apa aku dapat mencapai...