Skip to main content

ILMU DAN MAKRIFAT

ILMU DAN MAKRIFAT

Wahai yang tidak aku kenali

ku panjat gunung yang tinggi

sangkaku Engkau berada di puncaknya

namun tidak ku temui Engkau di sana.

Lalu aku terjun dari puncak gunung

jika Engkau ada pasti Engkau tidak membiarkan daku.

Tangan Kudrat Iradat-Mu menyambar ku

aku terbang dengan sayap Rahmani-Mu

mengembara ke seluruh alam maya

namun tidak ku temui Engkau di dalam alam.

Hatiku mengatakan Engkau ada

lalu aku keluar daripada alam

dan aku terjun ke dalam hatiku.

Di sana aku temui kebodohanku

bodohnya aku menyangka akulah Aku

sedangkan Dia jualah Aku

dan aku tiada beserta Dia.

Bila aku tiada beserta Dia

tinggallah Dia sendirian

rindulah Dia kepada diriku

lalu Dia terjun ke dalam hatinya

di sana Dia berjumpa Aku

Aku menyambutnya dengan tersenyum.

Aku dan Dia

Dia dan Aku

bukan dua dan bukan Satu

satu masih berbentuk

masih berjarak titik atas dengan bawah

sedangkan Aku dan Dia

tiada antara

bukan juga titik yang halus

titik yang halus masih menempati ruang

sedangkan Aku dan Dia

tiada rupa tiada bentuk tiada ruang tiada zaman.

Aku adalah Dia

Dia adalah Aku

tiada beza antara Aku dan Dia

bila aku cuba mengenali Dia

aku tidak kenal lagi diriku

aku tidak kenal lagi diri Dia

bila dia coba mengenali diriku

dia tidak kenal lagi dirinya

dia tidak kenal lagi diriku.

Tiada lagi kenyataan

tiada juga keghaiban.

Pengenalan sebenar adalah tidak kenal

pengetahuan sebenar adalah tidak tahu.

Aku adalah rahsia Dia

Dia adalah rahsia Aku

usah diganggu rahasia ini.

Semoga Manfaat..

Comments

Popular posts from this blog

Makna Kembang Setaman

MAKNA BUNGA " kembang staman "  dalam Sesaji Jawa  Kembang setaman versi Jawa" terdiri dari beberapa jenis bunga Yakni : Mawar, Melati, kanthil & Kenanga. Mengenal Berbagai Simbol Penghormatan Dalam falsafah hidup Jawa, berbakti kepada kedua orang tua dan para leluhur yang menurunkan adalah suatu ajaran yang diagungkan. Orang Jawa yang memahami hakekat hidup, tentunya akan sangat memahami apabila kesuksesan lahir dan batin tak akan bisa diraih apabila kita menjadi seorang anak atau generasi penerus yang durhaka kepada orang tua dan para leluhur yang menurunkannya. Ungkapan rasa berbakti, tidak hanya diucapkan dalam ikrar doa-doa puji-pujian yang ditujukan kepada leluhurnya. Salah satu wujud konkrit rasa berbakti tersebut adalah berupa sesaji, yang dimaksud sebagai persembahan atas segala rasa hormat dan rasa terimakasih tak terhingga kepada para leluhur yang telah wafat yang mana semasa hidupnya telah berjasa memberikan warisan ilmu, harta-benda, dan lingku...

Negarakertagama (Sansekerta)

Negarakertagama   Kitab Negarakertagama ini terdiri dari 98 Pupuh (Bagian dalam penulisan menggunakan media daun lontar) dan terdiri dari 2 bagian yang sama-sama setiap bagiannya tersebut terdiri dari 49 Pupuh. Berikut bagian dari pupuh-pupuh tersebut :  Bagian I -7 Pupuh tentang Raja dan Keluarganya -9 Pupuh tentang Kota dan Wilayah Majapahit -23 Pupuh tentang Perjalanan Raja keliling ke Lumajang -10 Pupuh tentang Silsilah Raja Majapahit Bagian II -5 Pupuh tentang perburuan Raja di Hutan Nandawa -5 Pupuh tentang perjalana pulang Raja ke Majapahit -1 Pupuh tentang oleh-oleh yang dibawa pulang dari berbagai daerah yang dikunjung -10 Pupuh tentang perhatian kepada leluhur -2 Pupuh tentang kematian Gajah Mada -10 Pupuh tentang bangunan-bangunan suci di Jawa dan Bali -9 Pupuh tentang upacara berkala -7 Pupuh tentang pujangga pemuja raja(Tentang diri Prapanca) NEGARA KERTAGAMA PUPUH 1-7 [Pupuh 1]     om nathaya namostu te stutinin atpada ri pada bhatara nityaƧa,...

Filosofi Jawa

Orang Jawa pada jaman dahulu selalu mempergunakan FILOSOFI/ UNEN-ENEN untuk menata kehidupan sehari-hari. Dan menerapkannya, maka dari itulah orang Jawa kuno terlihat lebih SANTUN daripada orang Jawa sekarang yang sudah terpengaruh oleh MODERNISASI, yang lebih mengutamakan EGO  daan kesenangan diri sendiri karena hanya mempelajari ilmu di bangku sekolah saja. Mungkin perlu adanya pembelajaran pada anak muda sekarang tentang MAKNA DAN ARTI HIDUP yang sejati dengan bantuan Filosofi Jawa Kuno. Sering terdengar perkataan yang terlontar dari orang-orang Jawa tua untuk anak2 muda sekarang WONG JOWO NANGING ORA JAWANI  yang artinya Orang Jawa tetapi tidak mengerti dan memahami makna dan tatanan kebaikan .  Di bawah ini sedikit dari Filosofi Jawa yang mungkin bisa mengingatkan dan membuka hati kita semua tentang keindahan FILOSOFI JAWA  yang masih cocok untuk diterapkan di sepanjang jaman. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanp...